Kuminum Kopiku Sedikit Demi Sedikit
Oleh: Madagumilang
kadang dengan mengarungi deras hujan memburumu,
dan kubiarkan sebuah duplikat keindahan hidup
didamba banyak orang sekaligus banyak yang menyia-nyiakannya,
terpegang olehku hangat cangkirnya
itulah mengapa habis kehujanan lalu ngopi, sendiri, tapi segar
kucekakikkan rinduku, dari hitam persahabatan
dan hangatnya seduhan hidup tak berdampingan,
lalu kuminum kopiku sedikit demi sedikit,
sambil menyerahkan seluruh rasa ingin
menyruput itu tak pernah terlupakan, tapi kapan?
Ponorogo, 14122012
Filed under: catatanku, geguritan, kopi, pembelajaran, pembelajaran geguritan, pembelajaran puisi, pembelajaran sajak, pembelajaran sastra, piweling, ponorogo, puisi, puisi catatanku, puisi pembelajaran, puisi renungan, renungan, reyog, sajak, sajak catatanku, sajak renungan, sastra, SATRA, Uncategorized | Tagged: catatanku, curhat, geguritan, pembelajaran, pembelajaran puisi, pembelajaran sastra, ponorogo, puisi, puisi catatanku, puisi curhat, puisi pembelajaran, puisi pendek, puisi renungan, puisi singkat, renungan, reyog, sajak, sajak catatanku, sajak curhat, sajak pembelajaran, sajak renungan, sastra, SATRA | Leave a comment »